Minggu, 24 Mei 2009

kehidupanRemaja

Bagaimanakah Seharusnya kehidupan remaja itu?

Seks bebas, lari dari rumah, buang bayi, mengedar dan menagih dadah, alkohol, ponteng sekolah, mengugut, menubuhkan kumpulan haram. Kesemua yang disebutkan tadi hanyalah sebahagian dari permasalahan sosial di kalangan remaja kita. Ini adalah ciri-ciri remaja yang tidak merdeka. Siapakah yang bersalah?
Remaja adalah seorang manusia yang berusia antara 14-21 tahun. Pada usia tersebut mereka sangat naif terhadap apa-apa perkara , mereka selalu ingin mencuba semua yang ada di dunia ini tanpa memikirkan akibatnya di masa yang akan datang.
Masalah sosial memang hebat dibincangkan di mana-mana sahaja di dunia ini dan kini lebih hebat dibincangkan dari masa kesemasa di Malaysia sendiri. Bukan sahaja masalah ini terjadi di negara membangun tetapi di negara maju dan juga dunia ketiga. Remaja masa kini hidup penuh dengan cabaran demi kemajuan dan kemodenan sehingga mereka kini hidup dengan penuh kebebasan. Kebebasan remaja kini tiada terbatas lagi hingga berlaku pelbagai masalah sosial di kalangan mereka yang bergelar remaja.
Permasalahan sosial di kalangan remaja masa kini amat membimbangkan banyak pihak terutama sekali golongan ibu bapa dan golongan pendidik. Adakah keruntuhan akhlak remaja ini berlaku seiring dengan pembangunan negara dan kemajuan teknologi? Adakah akhlak remaja semakin jatuh dan bagaikan tidak dapat dibendung lagi?
Bebas dan lepas

Remaja Merdeka adalah remaja yang ‘bebas’ dan ‘lepas’. ‘Bebas’ dan ‘lepas’ di sini bermaksud bahawa remaja itu bebas fikiran mereka dari jajahan unsur-unsur negatif di mana mereka dapat membezakan antara buruk dan baik sesuatu perkara. Remaja Islam khususnya akan kenal Allah dan Rasul serta mengamalkan cara hidup yang sihat Mereka tidak mudah terpengaruh dengan budaya atau idea korup seperti budaya barat yang lebih banyak mendatangkan keburukan dari kebaikan, pelanggaran akidah Islam seperti mencintai muzik berat hingga membawa kepada sikap tidak bertuhan seperti kumpulan Black Metal, berpeleseran, dan berbuat maksiat hingga menyebabkan kes remaja mengandung semakin meningkat implikasinya berlaku pengguguran haram dan buang bayi.

Remaja merdeka juga boleh dirujuk sebagai remaja yang berdiri atas kakinya sendiri yaitu remaja itu tidak seratus bergantung pada ibu bapa atau orang lain. Biasanya remaja begini akan bersemangat dalam apa juga yang dilakukan, dia akan berusaha bersungguh-sungguh untuk mencapai apa yang diimpikannya tanpa banyak kerenah. Biasanya remaja yang suka berdikari ini mempunyai pakej lengkap iaitu mempunyai personaliti yang menarik iaitu biasanya dalam dirinya lebih banyak sifat positif yang tertanam atau hidup subur dalam dirinya seperti sifat suka membantu orang lain, berusaha bersungguh-sungguh, menyayangi diri sendiri, ibu bapa, dan masyarakat, tidak mementingkan diri sendiri, bersikap prihatin dan peka dengan persekitaran, serta bersih dari perlakuan buruk .
Mengisi Masa Lapang Remaja
Penggunaan untuk mengisi waktu lapang bagi remaja sering diabaikan. Kerap kita berjumpa dengan remaja-remaja yang masih memakai pakaian seragam sekolah berkeliaran di pusat membeli belah atau ‘melepak’ di tepi jalan. Kegiatan semacam ini dirasakan kurang bermanfaat dan dapat menimbulkan berbagai masalah sosial, seperti mengganggu ketenteraman. Pelajar yang sibuk dan menyukai kesibukan, biasanya memiliki masa lapang yang terbatas. Mereka kurang berminat pada kegiatan-kegiatan yang tidak berfaedah. Pengisian masa lapang yang kurang terarah, akan mendesak remaja melakukan aktiviti atau kegiatan yang kurang terarah seperti perbuatan negatif.Oleh itu perlu diingat aktiviti apa saja yang dipilih oleh seseorang, khususnya remaja, sebagai pengisi masa lapang tidak harus dipandang remeh oleh ahli keluarga.
Apa itu kehidupan Remaja masa Kini?

Ada ungkapan yang berbunyi: “Remaja itu penerus dan pewaris bangsa.” Maksudnya, Remaja itulah di kemudian hari yang akan menggantikan para pemimpin bangsa yang sekarang sedang memegang kekuasaan dan Remaja itu pulalah yang akan meneruskan perjuangan dan cita-cita bangsanya, serta yang mewarisi apa saja yang sekarang telah dicapai oleh bangsanya. Maka itu ada ungkapan lagi: “Keadaan Remaja saat ini melambangkan keadaan masa depan bangsanya.” Sebab, memang keadaan Remaja pada saat ini akan menggambarkan keadaan dan corak kehidupan bangsanya di masa depan.

Jika keadaan Remaja pada saat ini baik-baik secara fisik maupun mentalnya, cerdas dan terampil dalam bidang pikiran dan kinerjanya, maka keadaan bangsanya di masa depan dapat diharapkan menjadi baik. Tetapi jika keadaan Remaja pada saat ini rusak di bidang fisik, mental, dan budi pekerti, seperti senang minum-minuman keras dan narkoba, amburadul dalam bidang pikiran dan kinerjanya, maka keadaan bangsanya di masa depan akan menjadi rusak dan senang dalam narkoba.
Masa Transisi
Remaja itu dapat dinamakan manusia muda yang sedang berjalan dari alam dunia anak menuju ke alam dunia dewasa. Keadaan manusia dalam masa demikian ini dapat dikatakan “serba canggung”. Dimasukkan ke dalam golongan anak-anak terlalu besar. Digolongkan ke dalam kelompok orang dewasa terlalu kecil dan minim pengalaman. Maka dari itu tidaklah aneh jika Remaja umumnya “serba kikuk”, serba salah tingkah jika dilihat dari kacamata orang dewasa.
Memang dilihat dari segi psikologis, masa Remaja itu merupakan suatu masa yang penuh dengan gejolak, pergolakan pencarian jati diri dan identitas. Maka, masa Remaja disebut masa pancaroba atau “storm and stress”. Yaitu masa yang penuh tekanan dan kekacauan emosional. Di masa ini banyak sekali godaan dan gangguan. Pun pula di masa ini mulai tumbuh secara kuat rasa ingin tahu dan mencoba terhadap segala hal. Oleh karena itu, didikan, pimpinan, bimbingan, dan bantuan dari orang dewasa dan orangtua sangat besar sekali faedah dan manfaatnya bagi pembentukan kepribadian mereka di masa berikutnya. Jika dalam suasana jiwa yang labil dan sifat ingin tahu dan coba-coba yang kuat itu, Remaja tidak mendapat didikan, bimbingan, pimpinan, dan bantuan yang tepat, maka dapat saja mereka kemudian tergelincir ke jalan yang salah seperti senang narkoba, melacur, mabuk-mabukan, tawuran, ubyak-ubyuk yang tidak jelas arah-tujuannya.
Memang masa Remaja ini dapat dikatakan masa kritis dalam garis kehidupan manusia. Bila Remaja dapat melewati masa ini dengan baik dan selamat — dalam arti mampu menghadapi godaan dan gangguan emosional, kemudian tidak terjerumus ke jalan yang tidak benar seperti mabuk-mabukan, melacur, tawuran, dan perbuatan kriminal lainnya — umumnya Remaja itu tumbuh menjadi dewasa dengan jati diri dan identitas diri yang matang. Sebaliknya, bila Remaja itu melewati masa kritis ini tidak kuat menghadapi godaan dan gangguan emosional, akhirnya terjerumus ke perbuatan kriminal, mereka akan mengalami kesulitan untuk melepaskan diri dalam waktu yang singkat dari cengkeraman kebiasaan jahat itu. Jadi, mereka dapat kembali memiliki kepribadian yang baik asalkan melaksanakan taubat nasuha. Di sinilah pentingnya pendidikan, pimpinan, bimbingan, dan bantuan yang benar dan tepat dari orangtua dan orang dewasa.
Harapan dan Tantangan Remaja
Dari kenyataan bahwa remaja itu sebagai “penerus dan pewaris” bangsa, jelas sekali bahwa Remaja benar-benar menjadi tumpuan harapan bangsa pada umumnya dan orangtua (keluarga) pada khususnya untuk menciptakan keadaan kehidupan yang lebih indah dan lebih tenteram daripada sekarang ini. Singkatnya, Remaja yang menjadi harapan para orangtua adalah Remaja yang saleh atau salehah.
Namun fakta menunjukkan bahwa untuk mewujudkan harapan yang demikian itu banyak sekali tantangannya seperti di bidang Napza, pergaulan, kemewahan, pornografi.
Di bidang Napza (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya), banyak Remaja yang telah digerogotinya. Hasil penelitiane Yuwono et.al taun 1995 dan Kartika tahun 1997 menyebutkan bahwa pengguna narkoba terdiri dari Remaja yang berumur 20 tahun ke bawah. Malah hasil penelitian Irwanto taun 1999 menunjukkan umur yang lebih muda lagi, yaitu 16 taun dan jumlahnya 30% lebih. Juga menurut hasil penelitian Nurfiana Rosida tahun 2000, faktor yang menyebabakan Remaja “rentan” terjerumus dalam kasus Nafza yaitu: 1) Keadaan keluarga yang tidak harmonis, 2) Pengamalan ajaran agama yang buruk dalam lingkungan keluarga, dan 3) Orangtua dalam mendidik anak menggunakan cara otoriter.
Di bidang pergaulan, free sex (seks bebas) juga sudah menggerogoti para Remaja. Di media cetak dan elektronik sering diberitakan para Remaja yang mengadakan pesta seks yang disertai dengan mabuk-mabukan atau Remaja yang biasa keluar-masuk tempat-tempat pelacuran dan mengadakan hubungan seksual dengan PSK (Penjaja Seks Komersial).
Bahkan beberapa bulan lalu Jawa Pos memuat laporan (reportase) wartawannya tentang Pantai Ria Kenjeran Surabaya yang setiap malam Minggu didatangi banyak Remaja berpasangan, yang kemudian mereka menyewa kamar-kamar di situ. Menurut istilah wartawan Jawa Pos, para pasangan Remaja itu trek-trekan di kamar setelah melakukan trek-trekan sepeda motor di jalan. Pun pula mengadakan hubungan seksual sebelum menikah sudah menjadi gaya yang ngetrend di kalangan Remaja seperti terbukti dari hasil penelitian di Jogjakarta pada tahun 2002 ini. Hasil penelitian itu membuktikan bahwa 97% Remaja putri yang berkuliah di Jogja sudah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Memang tampaknya di zaman sekarang hamil sebelum nikah atau melakukan hubungan seksual tanpa nikah dinilai wajar dan lumrah, tidak perlu membuat malu.
Di bidang kemewahan, sekarang banyak Remaja bergaya hidup mewah. Sekolah di tingkat SLTP — yang sebenarnya belum berhak naik sepeda motor — sudah menggunakan sepeda motor. Bahkan di tingkat SLTA ada yang membawa mobil. Di pedesaan, banyak Remaja yang tidak mau lagi belajar bekerja di sawah seperti mencangkul, membajak, ataupun menuai padi (derep) atau menjadi kuli. Mereka lebih senang obyak-ubyuk daripada belajar bekerja. Dalam jiwanya tumbuh rasa malu untuk bekerja di sawah atau menjadi kuli.
Di bidang pornografi, sekarang buku dan majalah porno, serta VCD porno telah merajalela sampai di desa-desa. Saat ini Remaja gampang sekali menonton atau membaca barang-barang porno. Pun pula akibat dari menonton dan membaca barang-barang porno itu dapat kita temui di media cetak dan elektronik. Di kedua media itu sering diberitakan Remaja yang memperkosa anak di bawah umur atau teman sepermainan akibat terpengaruh menonton atau membaca barang-barang porno itu. Atau Remaja sudah biasa melakukan hubungan seksual dengan temannya ataupun dengan PSK karena terkena pengaruh pornografi.
Bagi Remaja yang tidak kuat menghadapi tantangan seperti di atas, akibatnya memang dahsyat sekali. Yaitu menimbulkan dalam jiwa mereka perilaku kriminal seperti merampok, menodong, menarget, mencuri, curanmor, atau tawuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar